Sabtu, 01 November 2008

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI

KOMUNIKASI ORGANISASI DAN MOTIVASI

Konsep Motivasi

Motivasi merupakan issue yang paling populer. Dalam contoh sehari-hari ada orang yang mau dan mampu mengerjakan tugas dengan cepat dan baik akan tetapi ada orang yang mampu akan tetapi tidak mau mengerjakan suatu tugas karena motivasi yang kurang. Energi orang mengerjakan sesuatu tergantung akan kemauan. Motivasi berada dalam diri seseorang. Efisiensi disebabkan oleh motivasi pegawai.

Motivasi, Faktor X dalam efisiensi (faktor yang menjelaskan kesediaan anggota organisasi untuk mencurahkan energi yang berbeda bagi pekerjaan mereka-prinsip diskresi usaha pekerja) Efisiensi= menghasilkan output semaksimal mungkin, dengan SD yang dimiliki.

Efisiensi X menolak asumsi bahwa organisasi selalu efisien, akan tetapi efisiensi X dapat terjadi dalam organisasi tanpa diketahui bahwa telah terjadi efisiensi. Efisiensi X diasumsikan diperoleh lewat hubungan vertikal.

Ada 5 Teori motivasi: Teori Maslow (Hierarki), Teori Alderfer (ERG), Teori Herzberg (kepuasan-ketidakpuasan), Teori Vroom (hasil positif usaha), Teori Pace (menafsirkan lingkungan kerja).

Teori Maslow (1943) mengenai hierarki kebutuhan mengasumsikan lima kebutuhan internal yang diurutkan berdasarkan urutan kepentingan. Kebutuhan fisiologis merupakan dasar tindakan hingga kebutuhan tersebut dipenuhi.

TeoriERG Alderfer (1972), mengenai motivasi merangkum suatu rentang kebutuhan yang serupa dengan yang diungkapkan Maslow. Namun gagasan mengabaikan tentang hierarkhi dan berpendapat bahswa suatu kebutuhan yang terpenuhi dapa terus berlangsung memotivasi tindakan, dan beberapa kebutuhan, seperti pertumbuhan. Teori Alfender berpendapat bahwa kepuasan karena telah terpenuhi kebutuhan merupan dasar bagi motivasi yang meningkat.

Teori ketidakpuasan Herzberg (1966) mengasumsikan dua perangkat kebutuhan, yang menyangkut kepuasan dan ketidak puasan kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer dan menurut teorinya itu berkaitan dengan pekerjaan sendiri. Ketidakpuasan berkaitan dengan memuaskan anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan dengan lingkungan.

Teori harapan Vroom (1964), menyarankan bahwa anggota organisasi termotivasi bila bila mereka percaya bahwa tindakan mereka akan menghasilkan dana yang diinginkan, bahwa hasil mempunyai nilai positif bagi hasil yang diinginkan, bahwa hasil mempunyai nilai positif bagi mereka, dan bahwa usaha yang mereka curahkan akan mencapai hasil.

Teori persepsi Pace (1993) menjelaskan bahwa motivasi dalam arti bagaimana anggota organisasi menafsirkan lingkungan kerja mereka, empat potensialitas disebutkan: Seberapa baik harapan dipenuhim peluang apa yang tersedia, seberapa banyak pemenuhan yang terjadi dan berapa baik peranan – peranan organisasi yang bermanfaat dilaksanakan. Keputusan untuk mencurahkan energi guna mencapai tujuan organisasi merupakan suatu fungsi kombinasi persepsi atas keempat potensialitas tersebut.

Kelima teori diatas memberikan kontribusi bagi pemahaman kita mengenai mengapa orang mengambil keputusan untuk mencurahkan energi bagi pencapaian tujuan organisasi dan pribadi.

Analisis Motivasi

Motivasi sering dianalisis melalui pengamatan informal. Ketika ditanya oleh majalah Sains Meetings untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan motivasi prestasi ( Achievement Motivation), David Mcellenad menjawab bahwa itu berarti “ Berpikir tentang melakukan sesuatu dengan lebih baik”. Ia berkata bahwa “ Kita mengukur kebutuhan akan prestasi melalui frekuensi orang berpikir tentang melakukan sesuatu secara lebih baik (September 1969, hal. 27). Menghitung berapa kaliseseorang berpikir untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik kedengarannya mudah dilakukan. McCelland menggunakan suatu metode proyektif bergambar untuk mengukur prestasi dan motivasi. Individu – individu dihadapkan kepada delapan gambar dan diminta menjawab beberapa pertanyaan dan menciptakan suatu cerita dari tiap situasi yang dilihat. Cerita- cerita tersebut diberikan berdasarkan sejauh mana cerita – cerita menunjukkan keperdulian untuk bersaing guna mencapai suatu kinerja yang baik ( Lake, Miles, Earle, 1973, Hlm. 191 – 192).

Profil persepsi kerja ( Pace & Mills, 1990) berikut ini dikembangkan untuk mengukur motivasi kerja berdasarkan laporan diri. Profil tersebut didasarkan atas teori persepsi mengenai motivasi dan meminta tanggapan atas 42 pernyataan yang diorganisasikan di sekitar empat perangkat persepsi yang memberikan dasar bagi motivasi kerja-kinerja, peluang, pemenuhan, dan harapan. Rata-rata respons terhadap semua pernyataan menggambarkan skor total individu dan memberikan indikasi yang baik mengenai tingkat motivasi atau vasilitas seseorang dalam organisasi. Skor rata-rata dapat dihitung bagi setiap persepsi kerja-harapan ( Bagian B; untuk tujuan penskoran bagain A dihilangkan), pemenuhan ( Bagian C), Peluang ( Bagian D) dan kinerja ( Bagian E).

Tidak ada komentar: