Minggu, 25 Mei 2008

Prinsip-prinsip komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi
1. Komunikasi adlh suatu proses simbolik.
Manusia adalah satu-satunya makhluk yang menggunakan lambang. Susanne K. Langer: salah satu kebutuhan pokok komunikasi manusia adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku nonverbal, dan obyek yang maknanya disepakati bersama, misalnya mengibarkan bendera putih dalam situasi perang menandakan pihak tersebut menyerah. Lambang adalah salah satu kategori tanda. Lambang menjembatani hubungan antara manusia dengan objek (mulyana, 2005:84).
Ada 3 kategori tanda :
a. Lambang
b. Ikon
c. Indeks
Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai apa yang direpresantasikannya (bisa dua atau tiga dimensi). Misalkan patung Sooekarno adalah representasi dari Soekarno.
Indeks adalah suatu tanda yang secara alamaiah merepresentasikan objek lainnya. Indeks disebut juga sinyal (signal) atau gejala (symptom). Indeks muncul berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan akan turun.
Beberapa sifat lambang :
a. Lambang bersifat sebarang
Apa saja bisa dijadiakn lambang, bergantung pada kesepakatan bersama.
b. Lambang tidak mempunyai makna, kitalah yang memberi makna pada lambang
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri. Oleh karena itu adanya kesepakatan merupakan kata kunci diakuinya suatu lambang.
c. Lambang itu bervariasi
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke tempat lain, dan dari suatu konteks waktu ke konteks waktu yang lain
Berkaitan dengan lambang ini patut kita sadari bahwa seringkali manusia lebih mementingkan lambang daripada hakikat yang dilambangkan. Manusia berjibaku, bersaing untuk mendapatkan atau bahkan memperebutkan lambang.
(gambar berbagai macam tanda yang memiliki arti berbeda di tiap budaya)
Perhatikan !!
• Cari suatu perilaku non verbal yang mempunyai maksud atau dipahami secara berbeda oleh 2 kelompok masyarakat !
• Di mana pentingnya kajian tentang prinsip komunikasi ini ?

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
We cannot not communicate. Kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Kita selalu berkomunikasi bahkan ketika kita berpikir bahwa kita tidak sedang berkomunikasi atau tidak ingin berkomunikasi. Bahkan diam-pun bisa berarti sesuatu, tetapi ini tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi baru tercipta ketika seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri. Contoh , seorang mahasiswa duduk paling belakang di kelas dengan wajah tanpa ekspresi dan tatapan kosong. Meskipun mahasiswa tersebut berkata bahwa ia sedang tidak berkomunikasi dengan dosen atau dengan mahasiswa lain tetapi dari perilaku mahasiswa tersebut jelas-jelas tersirat bahwa dia tidak tertarik dengan materi di kelas karena itu melamun atau ingin kelas segera mungkin bubar.
Mungkin implikasi terbesar dari prinsip bahwa komunikasi itu adalah hal yang tidak terelakkan adalah bahwa kita perlu sebisa mungkin belajar mengontrol, menggunakan seefektif mungkin segala macam aspek perilaku kita karena segala sesuatu mengenai diri kita itu kita komunikasikan baik kita sadari atau tidak sadari. Tidak hanya kata-kata yang kita ucapkan tetapi juga cara kita berpakaian, cara kita berjalan, cara kita mengeluh, cara kita berterima kasih, cara kita melakukan kontak mata atau menghindari kontak mata mengkomunikasikan semuanya.
Jika kita berharap untuk sebisa mungkin memahami orang lain, kita perlu memperhatikan pesan dan makna yang tidak secara jelas dikirimkan oleh mereka seperti pesan yang terkirim dari baju, gerakan tubuh, kontak mata bahkan diam (Devito, 1989:24)

3. Komunikasi mempunyai dimensi isi dan hubungan.
-Dimensi isi (verbal), menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan.
-Dimensi hubungan (nonverbal), menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan.
Oleh karena itu, isi yang sama bisa bermakna berbeda jika disampaikan dengan cara yang berbeda. Misalnya seorang dosen berkata pada mahasiswanya ”temui saya sesudah kelas bubar” dengan ”tolong nanti sehabis kuliah kita ketemu di ruang dosen”. Isinya sama tetapi dari cara penyampaiannya yang berbeda bisa menghasilkan makna berbeda. Yang pertama mungkin karena diucapkan dengan nada tinggi kita bisa menebak apa yang akan terjadi nanti, mungkin mahasiswa akan kena marah.
Dalam komuniaksi massa, pemilihan jenis media adalah dimensi hubungan >> the medium is the message.
Ditinjau dalam konteks komunikasi antarpribadi, dikatakan bahwa secara umum pria lebih fokus pada dimensi isi sedangkan wanita lebih fokus pada dimensi hubungan.
Perhatikan !!
• Apa tema surat kabar pagi ini ?
• Mengapa tema tersebut menjadi penting atau diangkat oleh media tersebut ?
• Mengapa ada berita yang dilengkapi foto dan tidak ?
4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Komunikasi dilakukan dari berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali hingga komunikasi yg benar-benar direncanakan dan disadari. Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk ditafsirkan orang lain. Kita lebih banyak mengeluarkan pesan non verbal yang tdk sengaja dibanding verbal. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan tindakan kita.
• Kadang komunikasi sengaja dibuat tidak sengaja. Misalnya ketika kita menguap sebenarnya menguap lebih pada proses fisik yang terjadi tanpa kita inginkan karena kita mengantuk, tetapi misalnya ketika kita sudah bosan berda di kelas dan merasa bahwa materi yang diberikan dosen tidak menarik maka mahaiswa akan sengaja menguap berkali-kali hingga dosen menyadarinya dan segera mengakhiri perkuliahan.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial dan psikologis. Makna terhadap pesan yang sama belum tentu sama dalam ruang atau waktu yang berlainan. Tertawa terbahahk-bahak, atau memakai pakaian warna merah sebagai perilaku nonverbal yang tidak menjadi masalah jika kita berada dalam suatu pesta, tetapi akan menjadi sangat tidak pantas apabila kita berada dalam situasi pemakaman. atau Teriak2 dalam mendukung kesebelasan yang sedang bertanding >> sehat. Tapi kalau sedang sendirian dan di jalanan ???

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Ketika individu berkomunikasi mereka meramalkan efek komunikasi mereka. Dengan kata lain komunikasi juga terikat aturan atau tata krama. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya, misalnya kita tahu bagaimana tatakrama dalam berbahasa ketika berbicara dengan orang tua atau dosen kita. Komunikasi terikat oleh aturan atau etika. Prediksi tidak selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Hingga derajat tertentu ada keteraturan perilaku manusia sehingga bisa diprediksi.
7. Komunikasi itu bersifat sistemik.
Ada dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi :
a. Sistem Internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh seorang individu ketika ia memasuki suatu situasi komunikasi Sistem Internal mengandung semua unsur yang membentuk individu yang unik (kepribadian, intelegensia, pengetahuan, agama, dll) yang pada dasarnya tersembunyi.-frame of reference & field of experience.
b. Sistem Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekiatarnya, penataan ruangan, cahaya dan temperatur ruangan.
8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya, semakin efektiflah komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (pihak yang melakukan komunikasi). Adanya latar belakang yang sama diantara para pelaku komunikasi membuat suatu situasi komunikasi lebih berpotensi untuk mencapai keefektifan.
• Kenyataannya, tidak pernah ada individu yang sama persis. Bahkan anak yang kembar identik dan dibesarkan di tempat yang sama-pun tidak akan mempunyai state of mind yang sama persis. Namun kesamaan dalam hal-hal tertentu seperti umur, suku, bahasa, tingkat pendidikan akan mendorong suatu proses komunikasi berlangsung lebih efektif.
(video/animasi seorg brgaya einstein berbicara E=mc2 ke seorng yg berdandan petani yg dipikirannya cuman ada sawah&hama)
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.
Kebanyakan situasi komunikasi bersifat dua arah. Meskipun ada model komunikasi linear atau satu arah tetapi pada akhirnya komunikasi tersebut akan bersifat dua arah, karena pada akhirnya suatu situasi komunikasi akan menimbulkan adanya umpan balik. Oleh karena itu peran komunikator dan komunikan dalam suatu percakapan 2 individu atau lebih tidak melekat dan terus berganti. Sehingga sudah tidak bisa dibedakan lagi antara pesan dan umpan balik.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional
Suatu proses komunikasi adalah proses yang berkesinambungan, tidak mempunyai awal dan tidak mempunyai akhir.
(video situasi KAP selingkuh karena mabuk atau mabuk karena selingkuh, coba anda identifikasi kapan mulai terjadiny komunikasi ?)
Komunikasi itu melibatkan sebuah proses penyesuaian karena itu komunikasi sifatnya dinamis bukan stabil.
Komunikasi bersifat transaksional karena pada saat hampir bersamaan kita melakukan encoding dan decoding, pada saat hampir bersamaan kita itu mengirim dan menerima pesan.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah (dari sekedar pengetahuan hingga perubahan dalam memandang dunia yang akhirnya mengarah pada perubahan perilaku)
11. Komunikasi bersifat irreversible
Beberapa sistem itu sifatnya dapat ditarik atau diulang kembali, seperti ketika kita mendinginkan air pada suhu tertentu hingga berubah menjadi es lalu kita mengulangnya kembali dengan merubah es kembali menjadi air. Tetapi ada sistem yang sifatnya irreversible prosesnya hanya bergerak menuju satu arah tidak dapat ditarik kembali menuju ke arah sebelumnya, dan komunikasi termasuk sistem ini. Komunikasi adalah suatu proses yang tidak bisa ditarik kembali. Tindakan komunikasi yang telah kita lakukan adalah telah terjadi dan tidak mungkin ditarik kembali. Sekali kita mengirimkan suatu pesan, kita tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Menurut Devito (1989:25) bahkan karena sifat irreversible-nya kita perlu waktu untuk mempertahankan atau membenarkan perilaku kita yang diterima orang lain secara negatif. Metode paling umum yang kita gunakan untuk menghadapi reaksi negatif dari individu lain terhadap perilaku kita adalah dengan melakukan excuse atau beralasan (berusaha melakukan pembenaran terhadap perilaku yang “sudah” terlanjur kita lakukan dan ternyata mendapat reaksi negatif dari individu lain).
Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu proses yang selalu berubah. Prinsip ini setidaknya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati dalam mengirimkan suatu pesan kepada orang lain karena efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali meskipunkita sudah berusaha meralatnya. To forgive but not to forget kalau kata orang inggris.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah
Banyak persoalan dan konflik antarmanusia disebabkan oleh masalah komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah obat mujarab (panasea) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan atau konflik tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Esensi dari konflik harus tetap dicari dan diselesaikan. Misalnya konflik antara GAM dan pemerintah tidak akan pernah selesai walaupun pemerintah sudah berusaha melakukan komunikasi seefektif mungkin apabila pemerintah tidak memenuhi janjinya untuk mensejahterakan rakyat di daerah tetapi terus menerus hanya mengeruk kekayaan daerah guna memperkaya pusat.

Tidak ada komentar: